Tere-Liye : Pembaca Buku Hafalan Shalat Delisa Munafik
(Yogyakarta, tertindassemut) Kesempatan besar diadakan oleh salah satu sekolah berasarama Islam di Yogyakarta untuk mengadakan Workshop Kepenulisan bersama penulis Nasional yang cukup ternama, Tere-Liye.
Acara yang dihadiri sekurangnya 250 orang ini mendapat sambutan meriah oleh para peserta. Sejak berjalannya Tere-Liye dari pintu hingga ke panggung utama, semua cukup terheran dengan penampilan penulis buku 'Hafalan Shalat Delisa' ini.
Cukup terlihat santai. Dengan Sandal japit, celana jeans yang terlipat dibawah, dan tanpa atribut lain, pemilik nama asli Darwis ini mengawali workshop dengan wajah cerah.
Disaat para peserta mendapatkan beberapa langkah menjadi seorang penulis, terdapat ungkapan dari bang Tere yang cukup menusuk tajam ke hati.
'Pada pernah baca Hafalan Shalat Delisa kan?' Tukas tere-liye sambil mengangkat tangan. Tak sedikit, bahkan mungkin semua peserta meneriakkan, 'pernah'.
'Menangis?' lanjut bang Tere. 'Ya !' sahut para peserta workshop kepenulisan.
'Siapa yang pernah bilang ke Ibu nya, Cinta Bunda karna Allah?' tantang penulis berdarah Sumatra ini.
Mendengar dari tantangan tersebut, tak satupun peserta yang berani berkata lagi. Tercatat tak ada satu pun yang sudah mengatakan pada setiap Ibu di rumah bahwa 'saya sayang bunda karna Allah'.
Padahal setiap pembaca mayoritas pasti menangis setelah membaca buku tersebut. Tapi tak satupun ada yang meniru apa yang dilakukan Delisa dalam buku yang ditulis tere-liye terutama ketika Delisa mengatakan kepada Bunda 'Delisa Cinta Bunda karena Allah'.
'Kalau kalian bisa sampai menangis membaca nya, knapa ga kalian coba membuat Ibu kalian menangis seperti yang dilakukan Delisa?' tambah bang tere-liye.


21 Desember 2011 pukul 21.13
Bener ya, knapa kita gak bisa niru delisa
buku islami