Amazing Tere-Liye Workshop @ Jogja !!

Alhamdulillah ya Allah. Setelah lama membayangkan bagaimana sosok seorang penilis terbaik (menurutku) saling ngobrong denganku. Akhirnya, masih ga kebayang, padahal terjadi. haha.
Ya, baru saja berakhir. Hujan di sore ini. (ga hujan dink)...
Berawal dari ide gila temen ku. Namanya Arsh Starfy. Agak sulit juga sih namanya. Tapi masih sulit namaku juga sih. haha. Awalnya, pihak salah satu departemen, tepatnya bidan pengkajian ilmu pengetahuan dari ikatan pelajar sekolah kami (semacam osis) memiliki rancangan kegiatan berupa Bazaar Buku (eh, bazaar apa Bedah ya. ah, lupa). Tapi, tau sendiri. Pasti bikin bosen kan. Paling-paling yang dateng dikit. Cuma itu itu aja.
Arshy (baca: arsi) berjalan dengan gaya jalan seperti para kutu buku, dengan kacamata khas nya yang cukup kurang menarik hati (setiap kacamata yang dia punya, tak lama beli baru, pasti ada cacat nya, entak patah sedikit, retak, atau semacamnya), berbisik layaknya manusia ulung berkata sambil tak percaya diri.
'Kalo ngadain Bedah Buku nya Tere-Liye mau ga ?' tukasnya berbisik di dekatku. Teringat ketika itu suasana sedang hening, kami berada di depan kamar mandi, mengantri, segera mengambil air wudhu, karna yang lain sedang mendirikan sholat Maghrib.
'hah ? yang bener aja. Beneran?' Masih cukup tak percaya, tapi hati benar-benar siap melayani keberadaan sang penulis handal yang sempat membuat ribuan orang menangis karna karya fenomenal nya berjudul 'Hafalan Sholat Delisa'.
Singkat cerita, kami siap merubah konsep yang awalnya berupa Bazaar Buku, menjadi Workshop Kepenulisan bersama Tere-Liye.
Loh? Bukannya Bedah Buku ? Emang bukan. Tak sekedar kami mengundang Tere-Liyehanya untuk berbicara buku nya. Karna, kami sebelumnya juga konsultasi dengan beliau. Beliau minta jangan bedah buku. Secara beliau ingin tak anak bangsa terus menikmati buku beliau. Tapi ingin mencetak berbagai penulis handal macam beliau. Beliau juga cukup bosan dengan tanda tangan, foto bareng, dan semacamnya.
Singkat cerita (lagi), kami berhasil meraup simpati peserta dengan jumlah sekitar 250 orang. Kami cukup mendapat respon positif dari para peserta, begitu pula bang Darwis -nama asli tere-liye- yang cukup terkesan dengan kepanitiaan kami yang berjumlah 25 orang. Terbilang cukup rapi, teratur dan menghargai tamu.
Ya, jadi seorang penulis itu ga susah kok. Mudah. Yang utama yaitu 'ide' yang luas. Ketika kita menyampaikan sesuatu, diharapkan jangan terpaku pada satu pemikiran yang mudah dicerna oleh orang. Tapi, kita harus racik dengan baik agar pembaca tak bosan, ga sekedar membahas satu kata yang membosankan. Dan banyak lagi tips yang diberikan bang Tere-Liye.
Terdapat sesi foto bareng, tanda tangan, dan akhir nya bang Tere-Liye diantar ke bandara untuk segera pulang ke Bandung. Bang tere datang pada siang hari dan pulang pada malam hari. Tak ada acara menginap karna si kecil Pasai -putra beliau- masih sakit.
Terima Kasih untuk Bang Tere-Liye yang sudah menyempatkan waktu untuk kami, agar bisa mendapat ilmu. Semoga kami bisa menjadi penulis handal. Terima kasih pula untuk para menusia yang datang dengan label sebagai peserta, tanpa kalian tiket kami tak laku, ehh keceplosan.. Terima kasih untuk rekan rekan manusia yang diamanahi sebagai panitia. Padahalbesok hari sudah harus mengikuti ujian kenaikan kelas, matematika pula ujian pertamanya. Ya, inilah konsekuensi kita, harus belajar meski menjadi panitia. Jangan dijadikan alasan soal kepanitiaan ini jika tak bisa siap mengerjakan soal esok hari. kita semua sudah berjanji siap menjalani ukk esok hari. Pesan Tere-Liye, 'Tetap Belajar. Jangan salahkan acara ini jika ga bisa ngerjain soal..'
Thanks dari tertindassemut. Udah baca deskripsi yang cukup rumit soal workshop kami di Jogja bareng Tere-Liye. Jika ada pertanyaan, bisa comment saja, diakhiri email jika ingin dijawab pertanyaannya.


14 November 2011 pukul 22.56
nama lengkap (asli) tere liye siapa ya...??
22 Februari 2013 pukul 14.32
bagaimanakah prosedur untuk mengundang tere-liye?
vet7dreams@gmail.com