Masihkah Berharap ke Jakarta ?

Beberapa bulan lalu, tepatnya pada tahun 2010 kemarin, aku sempet posting tentang rencana kami para alumni LCC UUD '45 angkatan 2010 dari kontingen Jogja. Nah, sungguh terlewatkan. Bahkan hingga saat ini tak satu pun planing yang teringat pada setiap manusia yang mengharapkan kekompakan tetap terjaga diantara kita.

Tetapi, semua sudah terlewatkan. Ya sudahlah. what? #lebay

Diatara 10 manusia diatara kita, 5 diantaranya sudah lulus dan berlabel alumni. Bahkan 2 diantaranya pihak tertindassemut tak mendengar sebersit pun kabar yang diterima.

Jadi, dengan sangat terpaksa dan sangat dengan kerendahan hati yang paling rendah, bahkan mungkin lebih rendah dari sebuat hati, tertindassemut dapat memastikan planing yang diadakan musnah. Tak ada satu pun yang terlaksana.

Weh ! Jadi inget !

Aku ikut iuran 200ribu tuh. Balikin ! Tapi, manusia yang jadi bendahara nya udah lulus. wah, ilang deh 200ribu. Berharga tuh, padahal pengen aku buat beli sepatu tuh.

yah, ikhlas dikata, susah dihati. haha.

Tere-Liye : Pembaca Buku Hafalan Shalat Delisa Munafik

(Yogyakarta, tertindassemut) Kesempatan besar diadakan oleh salah satu sekolah berasarama Islam di Yogyakarta untuk mengadakan Workshop Kepenulisan bersama penulis Nasional yang cukup ternama, Tere-Liye.

Acara yang dihadiri sekurangnya 250 orang ini mendapat sambutan meriah oleh para peserta. Sejak berjalannya Tere-Liye dari pintu hingga ke panggung utama, semua cukup terheran dengan penampilan penulis buku 'Hafalan Shalat Delisa' ini.
Cukup terlihat santai. Dengan Sandal japit, celana jeans yang terlipat dibawah, dan tanpa atribut lain, pemilik nama asli Darwis ini mengawali workshop dengan wajah cerah.

Disaat para peserta mendapatkan beberapa langkah menjadi seorang penulis, terdapat ungkapan dari bang Tere yang cukup menusuk tajam ke hati.

'Pada pernah baca Hafalan Shalat Delisa kan?' Tukas tere-liye sambil mengangkat tangan. Tak sedikit, bahkan mungkin semua peserta meneriakkan, 'pernah'.

'Menangis?' lanjut bang Tere. 'Ya !' sahut para peserta workshop kepenulisan.

'Siapa yang pernah bilang ke Ibu nya, Cinta Bunda karna Allah?' tantang penulis berdarah Sumatra ini.
Mendengar dari tantangan tersebut, tak satupun peserta yang berani berkata lagi. Tercatat tak ada satu pun yang sudah mengatakan pada setiap Ibu di rumah bahwa 'saya sayang bunda karna Allah'.

Padahal setiap pembaca mayoritas pasti menangis setelah membaca buku tersebut. Tapi tak satupun ada yang meniru apa yang dilakukan Delisa dalam buku yang ditulis tere-liye terutama ketika Delisa mengatakan kepada Bunda 'Delisa Cinta Bunda karena Allah'.

'Kalau kalian bisa sampai menangis membaca nya, knapa ga kalian coba membuat Ibu kalian menangis seperti yang dilakukan Delisa?' tambah bang tere-liye.

Yang Wajib, Yang Terlupakan


Mungkin tak pernah menyadari dan tak pernah tersadari. Sesuatu yang seharusnya wajib dijadikan pedoman, dihafal, dan diamalkan, terlewatkan begitu saja. Bahkan tak hanya itu, mungkin tak akan pernah diingat dan dijadikannya sebagai sesuatu yang tak terlalu penting tuk dilihat, dihafal, atau diamalkan.


Sebuah Visi sekolah yang sangat penting sebagai suatu pedoman jangka panjang, begitu saja dilupakan oleh siswa sekolah. Termasuk aku dan beberapa manusia yang baru saja menjalani ujian kenaikan kelas pada hari kedua ini. Mata pelajaran yang cukup familiar di kalangan sekolah swasta Islam khususnya Muhammadiyah. Sangat familiar dan sangat wajib ada. Kemuhamamdiyahan.

Ujian kali ini cukup mengejutkan. Bukan karna pengawas yang cukup killer atau semacamnya, tapi karna soal yang sangat mengejutkan bahkan mungkin hanya 0.0001 % orang sempat menghafalnya dan mengingatnya. Terdapat 40 soal, diantaranya 35 soal mutiple-choice dan 5 soal essay. Dan yang paling mengerikan adalah soal terakhir, yang intinya 'Tuliskan Visi Skolah ini (tidak saya sebutkan skolah saya ya) sebagai Lembaga Kader Muhammadiyah.'

Ya, soal yang tak terduga sama sekali. Pasti, dan sangat tak bisa dipungkiri, seluruh siswa pasti tak satupun dapat menjawabnya dengan benar. Padahal, di depan sekolah erpampang sangat besar Visi - Misi - Tujuan Sekolah ini, bahkan dibuatkan sebuah pigura untuk Visi yang cukup singkat dan dipajang di tembok gedung Sekolah, dapat ditemui ketika memasuki pintu utama gedung sekolahku.

Sungguh mengenaskan. Sudah disediakan space besar dan dipajang besar Visi sekolah, bakan tak hanya Visi, Misi dan Tujuan pun juga ikut dipamerkan, tapi ternyata hanya untuk hiasan dan formalitas semata. Tak banyak siswa mengingatnya. Bahkan mungkin tak satupun siswa yang mengingatnya.

Padahal, Visi merupakan suatu hal yang sangat penting. Ketika suatu visi dicetuskan dan disahkan, artinya setiap yang terlibat dengan lembaga yang terlah terdapat Visi tersebut, termasuk sekolah, harus bisa mengingat nya sepanjang perjalannya bersama lembaga tersebut. Dengan demikian, setiap langkah yang dijalankan oleh setiap yang terkait pasti tak akan menyimpang selama selalu diingat dan terus diamalkan.

Jadi, himbauan untuk para siswa, guru, karyawan, bahkan semua manusia. Ketika anda berada di suatu lembaga (termasuk sekolah), dan disana terdapat Visi - Misi - Tujuan yang telah ditetapkan dan telah berlaku, maka ingatlah, hafalkanlah, dan amalkanlah disetiap alngkah mu.

Sekian dari terindassemut, Matur Suwun.

Optimis Remidi !


(foto hanya ilustrasi semata)

Ujian memang cukup keras. Salah satu tantangan hidup. Ujian bisa ditemui di berbagai keadaan, bahkan juga bisa ditemui di setiap denyut janyung kita. Mulai dari ujian hidup, ujian sekolah, bahkan sampai kita melangkah untuk mengambil pulpen, simpel, dan itu termasuk dari ujian. Karna kita masih belum ada kepastian, akankah kita lulus, sekalipun hanya mengambil pulpen, kita tak tau. Mungkin saja kita tak pernah membayangkan, apa yang terjadi ketika kita mengambil pulpen, apakah itu semudah yang kita bayangkan? Apa jadinya jika ketika kita hendak mengambil pulpen saja sampai mengalami kram otot ? Kita tak tau dari setiap ujian yang ada. Tapi, ketika kita belajar dari sesuatu, kita bisa mengetahui setidaknya 50% dari perkiraan dalam suatu ujian.

Hanya ada dua kata. Optimi dan Pesimis. Itu adalah langkah awal ketika prosen ujian berlangsung hingga berakhirnya ujian berupa pengumuman, atau pencapaian suatu kehendak, termasuk berhasil meraih pulpen ayng hendak kita raih.

Hari ini adalah hari pertama Ujian Kenaikan Kelas bagiku di kelas 11. Kita masih belum tau, apakah kita dapat lulus dan naik kelas, atau bahkan Allah berkehendak lain berupa belum menaikkan pangkat kita ke jenjang yang lebih keras lagi dke kelas 12.

Matematika. Setiap orang tau. Tak ada yang tak tau Matematika. Bahkan di setiap pelajaran pasti ada pembahasan tentang Matematika. Semua mengenal Matematika. Setiap bidang pelajaran pasti ada kaitannya dengan Matematika. Meski itu besar atau kecil keterlibatan Matematika, tapi pasti hal tentang menghitung tersebut pasti ada.

Ya, hari ini Matematika. Kelas 11 mengenal Matematika cukup keras. Limit, Fungsi, Turunan, dan berbagai nama lain yang cukup membuat keras pemikiran, kecuali yang menikmatinya :D

Hanya terdapat 30 soal. Semua Multiple-Choice a.k.a pilihan ganda. Setiap 10 soal hanya satu bab yang dibahas. Jadi dari 30 soal, terdapat 3 bab yang diujikan untuk matematika sepanajng kami menjalai pelajaran tersebut di kelas 11. Sedang aku, hanya bisa optimis 10 soal saja. Hanya satu bab yang dapat aku kuasai. Yang Lain? Optimis gagal.

Bukannya itu termasuk Optimis ? Ketika seorang pesimis, itu termasuk keragu-ragu an. Artinya, mereka yang pesimistik termasuk dalam orang orang yang siap merugi. Diketahui bahwa ketika ragu-ragu itu terjadi, hanya ada sekitar 10% keberhasilan dari apa yang ia impikan.

Mengapa bisa optimis gagal? Karna daripada aku bilang pesimi, padahal pesimis itu adalah hal ayng dibenci oleh-Nya, maka saya yakin (optimis) akan menjalani remidi.

Ketika remidi itu dianggap bahwa gagal, mungkin itu adalah salah. Karna ketika remidi diadakan, artinya setiap manusia yang menjalankan remidi diberi kesempatan lagi dan harus ditekan untuk siap menjalani ulangan yang kedua kalinya.

Dalam arti lain, aku dituntuk untuk kembali berlatih keras dalam Matematika, kembali mengulang, siap untuk menemui remidi, dan kemudian diujikan kembali ujian yang siap kita temui tersebut. Jadi, keep spirit tertindassemut !!

Pucuk Dicinta, Ulam Merana (part 3)

Ketika lama mengejar sang wanita celebes, ternyata dia telah dimiliki seorang lelaki Jawa lain. Dengan sangat terpaksa, cerita ini (Pucuk Dicinta, Ulam Merana) harus berakhir sampai disini. Sekian.

Amazing Tere-Liye Workshop @ Jogja !!


Alhamdulillah ya Allah. Setelah lama membayangkan bagaimana sosok seorang penilis terbaik (menurutku) saling ngobrong denganku. Akhirnya, masih ga kebayang, padahal terjadi. haha.

Ya, baru saja berakhir. Hujan di sore ini. (ga hujan dink)...

Berawal dari ide gila temen ku. Namanya Arsh Starfy. Agak sulit juga sih namanya. Tapi masih sulit namaku juga sih. haha. Awalnya, pihak salah satu departemen, tepatnya bidan pengkajian ilmu pengetahuan dari ikatan pelajar sekolah kami (semacam osis) memiliki rancangan kegiatan berupa Bazaar Buku (eh, bazaar apa Bedah ya. ah, lupa). Tapi, tau sendiri. Pasti bikin bosen kan. Paling-paling yang dateng dikit. Cuma itu itu aja.

Arshy (baca: arsi) berjalan dengan gaya jalan seperti para kutu buku, dengan kacamata khas nya yang cukup kurang menarik hati (setiap kacamata yang dia punya, tak lama beli baru, pasti ada cacat nya, entak patah sedikit, retak, atau semacamnya), berbisik layaknya manusia ulung berkata sambil tak percaya diri.

'Kalo ngadain Bedah Buku nya Tere-Liye mau ga ?' tukasnya berbisik di dekatku. Teringat ketika itu suasana sedang hening, kami berada di depan kamar mandi, mengantri, segera mengambil air wudhu, karna yang lain sedang mendirikan sholat Maghrib.

'hah ? yang bener aja. Beneran?' Masih cukup tak percaya, tapi hati benar-benar siap melayani keberadaan sang penulis handal yang sempat membuat ribuan orang menangis karna karya fenomenal nya berjudul 'Hafalan Sholat Delisa'.

Singkat cerita, kami siap merubah konsep yang awalnya berupa Bazaar Buku, menjadi Workshop Kepenulisan bersama Tere-Liye.

Loh? Bukannya Bedah Buku ? Emang bukan. Tak sekedar kami mengundang Tere-Liyehanya untuk berbicara buku nya. Karna, kami sebelumnya juga konsultasi dengan beliau. Beliau minta jangan bedah buku. Secara beliau ingin tak anak bangsa terus menikmati buku beliau. Tapi ingin mencetak berbagai penulis handal macam beliau. Beliau juga cukup bosan dengan tanda tangan, foto bareng, dan semacamnya.

Singkat cerita (lagi), kami berhasil meraup simpati peserta dengan jumlah sekitar 250 orang. Kami cukup mendapat respon positif dari para peserta, begitu pula bang Darwis -nama asli tere-liye- yang cukup terkesan dengan kepanitiaan kami yang berjumlah 25 orang. Terbilang cukup rapi, teratur dan menghargai tamu.

Ya, jadi seorang penulis itu ga susah kok. Mudah. Yang utama yaitu 'ide' yang luas. Ketika kita menyampaikan sesuatu, diharapkan jangan terpaku pada satu pemikiran yang mudah dicerna oleh orang. Tapi, kita harus racik dengan baik agar pembaca tak bosan, ga sekedar membahas satu kata yang membosankan. Dan banyak lagi tips yang diberikan bang Tere-Liye.


Terdapat sesi foto bareng, tanda tangan, dan akhir nya bang Tere-Liye diantar ke bandara untuk segera pulang ke Bandung. Bang tere datang pada siang hari dan pulang pada malam hari. Tak ada acara menginap karna si kecil Pasai -putra beliau- masih sakit.

Terima Kasih untuk Bang Tere-Liye yang sudah menyempatkan waktu untuk kami, agar bisa mendapat ilmu. Semoga kami bisa menjadi penulis handal. Terima kasih pula untuk para menusia yang datang dengan label sebagai peserta, tanpa kalian tiket kami tak laku, ehh keceplosan.. Terima kasih untuk rekan rekan manusia yang diamanahi sebagai panitia. Padahalbesok hari sudah harus mengikuti ujian kenaikan kelas, matematika pula ujian pertamanya. Ya, inilah konsekuensi kita, harus belajar meski menjadi panitia. Jangan dijadikan alasan soal kepanitiaan ini jika tak bisa siap mengerjakan soal esok hari. kita semua sudah berjanji siap menjalani ukk esok hari. Pesan Tere-Liye, 'Tetap Belajar. Jangan salahkan acara ini jika ga bisa ngerjain soal..'


Thanks dari tertindassemut. Udah baca deskripsi yang cukup rumit soal workshop kami di Jogja bareng Tere-Liye. Jika ada pertanyaan, bisa comment saja, diakhiri email jika ingin dijawab pertanyaannya.

Bingung Cari Bimbel ?

Awalnya tertarik ke salah satu bimbel ternama. Melihat mereka menggunakan promosi dengan cara yang sangat baik, bahkan tak sedikit manusia di dekatku langsung merapat pada mereka. Tak hanya itu, mereka mengungkapkan cara praktis nan eksotik sehingga membuat para pendengar yang budiman sangat sangat sangat tertarik. Dengan metode penyampaian layaknya para promotor handal. Seorang pimpinan dari Bimbel regional salah satu kota di Jawa Tengah tersebut menyampaikan dengan sangat apik.

Mereka menyampaikan beberapa poin plus dari metode pembelajaran menjawab soal secara singkat, membuat para peserta tertarik untuk mengikuti program yang mereka siapkan untuk para peminat. Tak sedikit, bahkan mungkin bisa 96% peserta tertarik dengan metode pembelajaran mereka. Secara, mereka mengungkapkan pembelajaran dengan sangat menarik, tak perlu berpikir panjang, mereka bisa selesaikan soal hanya dengan waktu sekitar 40 detik tiap soal.

Baru saja, beberapa orang dari salah satu bimbel ternama di Jogja dipanggil dari pihak sekolah ku tuk menyampaikan metode belajar sembari mempromosikan Bimbel mereka.

Tak perlu panjang lebar. Yang kali ini menyampaikan sedikit membuat bosan. Tetapi, ketika berjalannya waktu mereka menyampaikan, lama-lama mereka membuat tertarik para manusia di kelas. Satu persatu manusia mulai tertawa dengan cara mereka menyampaikan metode mereka. Mereka terlihat lugas, polos, seperti orang serius. Bahkan bisa dibilang mereka mirip Presiden ketika sedang berpidato. Tanpa senyum, tanpa tawa, tanpa suatu yang menghibur. Tapi kata kata yang mereka berikan sangat membuat manusia tertawa.

Jika dirasa, metode mereka terlalu rumit, terlalu bosan, secara banyak manusia SMU sangat bosan jika diharapkan untuk menghitung. Tapi, ketika mereka membeberkan beberapa kelebihan dan kelemahan mereka, kami para manusia di kelas menjadi sangat paham. Kami serentak terbangun dari hipnotis yang diberikan ketika salah satu bimbel mempromosikan kepada kami terlebih dahulu pada beberapa waktu sebelumnya.

Satu hal yang membuat kami tertarik dari Bimbel yang satu ini, mereka menyampaikan seluk beluk kelemahan apa yang disampaikan Bimbel lain. Ketika Bimbel lain memiliki metode singkat padat jelas, dengan cara cari keuntungan dan tak perlu ribet, kami paham bahwa mereka (Bimbel lain - include Bimbel pertama yang pernah memberi kami promosi mereka) sangat terlihat bodoh. Pikir saja, mereka hanya menggunakan metode yang sangat sangat singkat tanpa logis, tapi hanya dengan keuntungan. Seberapa besar keuntungan daripada suatu fakta yang sesungguhnya ?

Ketika Bimbel yang baru saja menyampaikan metode pada kami mengungkapkan beberapa kelebihan ketika kami menggunakan cara praktis meski harus menghitung dan beberapa jalan yang cukup membosankan, tapi masih sangat logis dan masih menjunjung jalur yang sebenarnya. Artinya, mereka menyampaikan metode cara praktis tapi masih menjunjung nilai otak. Dengan keahlian Otak Kanan, Kiri dan Tengah. Berbeda dengan metode cara Bimbel pertama tadi, mereka menggunakan metode keuntungan dan kebiasaan, tidak logis.

Okelah Bimbel pertama tadi mengungkapkan dengan cara sangat singkat, cepat, tapi belum termasuk logis. Pikir saja, bagaimana nanti jika menemui soal essai, secara mereka menyampaikan dengan cara sangat singkat, tapi hanya untuk menjawab soal UN dan SNMPTN, bukan untuk belajar sungguh sungguh. Itu pun soal multiple-choice yang berada di Indonesia. Bagaimana ketika harus mencoba Internasional ?

Apakah para Pelajar mulai dihipnotis untuk menggunakan cara singkat ? Apa kata dunia jika suatu hari nanti seseorang menanyakan kepada para pelajar yang terhipnotis dengan metode singkat (Bimbel pertama) tadi, kemudian para pelajar ditanya bagaimana cara menyelesaikan soal dengan baik secara terurai dan terdefinisi dengan baik ? Apakah menjamin ?

Jadi, saran dari tertindassemut, jangan sampai generasi bangsa terhipnotis dengan promo suatu Bimbel yang menggunakan metode praktis dan sangat mudah tetapi tidak logis. Tapi, inga ! Seorang pelajar harus belajar, benar benar belajar untuk menambah ilmu, bukan untuk menjawab soal dengan praktis. Sekali lagi, seorang pelajar diharapkan untuk belajar dan lebih mengetahui ilmu, bukan untuk menjawab serangkaian soal. Ingat itu.

Dari tertindassemut, Terima Kasih sudah membaca rangkaian ungkapan yang cukup membosankan (maybe). Karena banyak tulisan yang sangat panjang. Semoga para pembaca yang menikmai tulisan ini bisa membuka mata dan bisa menambah wawasan. Matur Suwun saking kulo. Wassalam..

my playlist