Tertindas Semut

Indonesia berduka. Karena banyak bencana sedang menimpa bangsa yang mempunyai simbol Burung ini. oh, Bangsa Burung.

Mulai dari Banjir di Wasior. Kemudian Tsunami di Mentawai. Bahkan dideket daerah tempat tinggal gue, Meletusnya Gunung Merapi di Magelang-Yogyakarta. Sungguh menyedihkan.

Ungkapan yang sangat familiar di Indonesia, bahkan di penjuru Dunia, 'Pray For Indonesia' pun ikut menghitami kedukaan ini.

Mengapa bisa menghitami? Bukan mewarnai? Karna bencana itu bukan berarti wanra indah. Jadi, kalo kata-kata nya mewarnai, kurang cocok sama pokok bahasanya. oce oce...

hhmmm. Tapi Indonesia patut bangga juga. Karena #PrayForIndonesia semakin terkemuka, baik di Twitter, FB, Kaskus, dll. Jadi, sang pencetus nama 'Pray For Indonesia' bisa patut bangga. :D *emang yg bikin sapa ya....

hhmmm.
Gue mau share tentang yang deket sama daerah deket tempat tinggal gue ya. Merapi.

Merapi Merapi Merapi. Tak sedap jika tanpa membicarakan Mbah Maridjan. Sosok juru kunci Merapi ini meninggal dengan posisi sujud ketika awan panas menerpa daerahnya. Sosok Juru Kunci ini sepertinya bukan jabatan yang pas. Karena, beliau mungkin belum bisa men-Duplikat kunci gue yang hampir aja ilang. Berarti bukan juru kunci dong? :p

Beberapa bulan lalu sang pencetus musik Reggae Indonesia juga meninggal. Beliau yang akrab ditelinga masyarakat dengan nama Mbah Surip ini juga meninggal di usianya yang sudah sangat lanjut, seperti Mbah Maridjan.

Mereka bisa ketemuan kaga' ya. Mungkin bisa dah. Kalo ketemuan, bisa penggabungan diri kaya' di Dragon Ball Z, dong. Fusion gitu :D

kan penggabungan. Namanya pun juga gabung. Dari Mbah Surip, dak kemudian bergabung dengan Mbah Maridjan. Jadilah, Sirup Mardjan... :D

Bukan promosi ya. Hanya sekedar titip lapak. Bukan dink. Gue cuma share aja. :D