STOP Penyalahgunaan pada Hewan !

original posted by tertindassemut, not copy paste


Perjalanan hidup di dunia tak lepas dari berbagai faktor lingkungan. Termasuk dalam bidang saling membantu antar sesama. Sesama manusia, maupun makhluk hidup lain. Saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Tak terkecuali hubungan antara Binatang/Hewan dengan Manusia. Berbagai kegiatan, kejadian, dan lain sebagainya dengan hewan cukup berpengaruh dalam kehidupan. Cukup berpengaruh pula dalam bidang saling mengasihi. Tapi, kini mulai beranjak pada hal yang lerlalu berlebihan. Dalam arti lain, hewan dijadikan objek yang dijadikan suatu hal yang terlalu membuat hewat menjadi tertindas.


1. Burung Hantu
Fakta mengejutkan dari cerita Harry Potter. Sosok lelaki berdarah muggle dan penyihir itu sangat populer di berbagai kalangan dan lingkungan. Ditemani piaraannya berupa Burung Hantu bernama Hedwig, membuat para penggemar cerita karangan J.K. Rowling ini banyak yang cukup tergila untuk ikut memelihara Burung Hantu. Tak sekedar tergila, bahkan kini spesies Burung Hantu mulai tercatat 'langka' melihat perburuan hewan ini sangat banyak diburu para penggemar Harry Potter.


2. Monyet/Kera
Cukup familiar dilihat. Bahkan mungkin terlalu sering tuk dilihat. Hewan ini banyak kita jumpai. Bahkan di kota pun ada. Kini manusia juga banyak memanfaatkan Monyet sebagai penghasil uang dengan cara menjadikannya objek tontonan yang sering disebut 'Topeng Monyet.' Hal ini cukup familiar, bahkan mungkin bisa dibilang terlalu biasa. Kita juga menganggapnya sebagai kesenangan tersendiri melihat hewan ini menghibur para penonton yang mayoritas disaksisan oleh anak-anak.

Tapi, sadarkah Anda. Dibalik kesenangan itu, tersimpan hal yang mungkin tak disadari. Hewan yang semestinya hidup bebas dengan kalangannya, malah dijadikan objek penghasil uang yang diperlakukan semena-mena oleh majikannya. Disuruh ini, itu, da sebagainya. Bahkan pada 18 Septerber lalu, sekelompok Warga Negara Asing (WNA) menggelar demo di Bundaran HI, Jakarta, memprotes mengenai Topeng Monyet.

 

'Topeng monyet bukan budaya. Sebagian menganggap lucu, namun di balik kelucuan ada penyiksaan yang dialami monyet.' Ungkap pendemo dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN).


Kita juga bisa menyaksikan film yang cukup booming belakangan ini. Rise of the Planet of the Apes. Film yang menceritakan tentang penelitian untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer. Dan objek nya adalah kera. Mengapa kera? Disana, kera dijadikan objek penelitian, dengan memburunya terlebih darulu di hutan, kemudian dijadikan objek percobaan tersebut. Sungguh kejam, bukan.


3. Kelinci
Kelinci Percobaan. Kata yang sangat familiar. Berartikan bahwa sesuatu menjadi objek tuk dijadikan sebuat percobaan. Tak sekedar kata atau hanya sekedar kiasan, tapi di dunia nyata banyak terjadi. Berbagai kelinci dijadikan suatu bahan penelitian oleh berbagai ilmuan. Kelinci biasa digunakan dalam penelitian obat. Obat yang dibuat oleh berbagai ilmuan, dicoba untuk kelinci. Dan alhasil, bisa dilihat. Tapi, dibalik itu, mengapa harus kelinci? Hewan manis nan indah itu harus dijadikan objek penelitian yang terus menerus menderita kesakitan.


4. Tikus
Tak jauh beda dengan kelinci. Penelitian untuk menjadikan sebuah obat dapat dikata sebagai obat mujarab, harus dengan penelitian. Sama dengan kelinci, nasib Tikus juga sering dijadikan objek penelitian dalam pembuatan obat.

 
 
Sebuah film juga menggambarkan mengenai penelitian yang menjadikan Tikus sebagai objek nya. I Am Legend, film yang diperankan oleh aktor populer Hollywood, Will Smith sebagai Robert Neville, ini menceritakan mengenai New York 2009 yang terserang virus mengerikan dan berbuah menjadi zombie pada para orang yang terkena virus tersebur. Alhasil, Robert Neville mencoba membuat obat penagkarnya dengan menjadikan Tikus sebagai objek nya dalam membuat obat penagkar tersebut. Dapat diresapi, Tikus begitu saja dijadikan objek penelitian. Mengapa harus hewan?


Tak hanya 4 contoh diatas. Berbagai hal mengenai Animal Abuse sangat banyak ditemui di lingkungan sekitar. Seperti kepala hewan liar, seperti Rusa, Berunuang, dan semacamnya yang dijadikan hiasan dinding, Kelelawar yang dijadikan sebagai agntungan kunci, Luwak sebagai penghias ruangan, dan masih banyak lagi hal-hal dalam penyalahgunaan hewan dalam kehidupan.

Jadi, masihkah berpikir untuk menjadikan hewan sebagai objek sebagai bentuk penindasan padanya?


'Makhluk Hidup Ada Untuk Saling Membutuhkan dan Saling Melengkapi Kebutuhan, Bukan Sekedar Dimanfaatkan Dalam Kepentingan Sesaat, Bahkan Sampai Menindasnya..'

Timnas Salah Strategi dalam Motivasi #Part2

original posted by tertindassemut, not copy paste
Postingan ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya. Masih berbicara mengenai Timnas dan Motivasi.

Indonesia kini ditantang tuk menunjukkan kebangkitannya. Pelatih baru, Wim Rijsbergen, pelatih yang cukup memiliki kualitas. Sempat membawa negara yang kurang terdengar, Trinidat-Tobago menuju kancah Piala Dunia pada beberapa tahun lalu. Menunjukkan bahwa pelatih asal Belanda ini memiliki kualitas dalam bidang taktik serta tehnik dalam membangun pemain. Kualitasnya cukup diacungi jempol.

Melihat dari permainan Indonesia kini memang sudah cukup terlihat. Tapi, perlu dilihat serta dicermati. Seperti yang terlah disebutkan para postingan sebelumnya, Indonesia mudah terbuai dengan berbagai sejarah, dengan berbagai kejayaan. Jangan sampai prestasi masa lalu Wim Rijsbergen menjadi alasan utama bahwa Indonesia pantas masuk kejuaraan tertnggi sepak bola itu.

Perlu diketahui pula, hasil dari permainan beberapa pertandingan Timnas. Masih cukup kurang memuaskan. Beberapa hasil tipis dan permainan yang cukup menghawatirkan pada menit-menit akhir babak terakhir. Tak seperti era kepelatihan Alfred Riedl, skor tak tanggung-tanggung, hujan gol dari Timnas Indonesia. Menunjukkan bahwa sang pelatih (Wim Rijsbergen) perlu lebih cermat dalam membangun permainan selanjutnya.

Jatuhnya permainan pada menit-menit akhir permainan Timnas. Apakah alasan utamanya? Banyak yang mengatakan bahwa itu merupakan masalah Stamina. Benar, tapi ada yang lebih penting dari itu. Motivasi.

Ketika manusia, termasuk pemain sepak bola, mereka diberi suntikan strategi dalam bidang tehnik & taktik, mereka akan lebih menangkap dan lebih mudah mencerna dalam melakukan praktek maupun dalam ujiannya. Tapi, motivasi adalah hal yang lebih mudah dicerna dan lebih mudah dicerna daripada penyampaian tehnik & taktik.

Ketika manusia diberi motivasi, cukup mendengarkan dan/atau melihat motivator, maka pemikirannya akan mudah terbentuk. Bahkan ada penelitian, sebuah penyampaian materi itu harus diberi tambahan beberapa contoh dan beberapa latihan untuk dapat lulus dalam ujian/tantangan sesungguhnya. Sedang motivasi, hanya perlu mendengar dan/atau melihat saja, manusia tanpa harus praktek, berlatih, mereka diyakini bisa menjalani ujian/tantangan dengan mudah.

Bukan berarti Timnas hanya perlu motivasi tanpa tehnik & taktik, hanya perlu motivasi, mereka dapat menaklukkan dunia. Maksudnya, Timnas harus lebih banyak diberi motivasi daripada pengembangan tehnik dan taktik. Ketika mereka diberi motivasi, artinya mereka akan memiliki mental yang lebih baik dan lebih berani dalam menjalankan selanjutnya. Ketika mereka telah termotivasi, mereka akan lebih mudah dalam menjalani latihan dan lebih berseangat dalam bermain, dikarenakan mereka telah lebih dahulu memiliki mental untuk melakoninya.

Tahukan Anda? Sebuah mental akan lebih penting daripada yang lain? Suatu penelitian menyebutkan bahwa beberapa sekolah di Eropa akan lebih banyak diberi motivasi untuk menambah kepercayaan diri dan semangat belajar terlebih dahulu daripada materi. Artinya, ketika semangat belajar dan mental mereka untuk menaklukkan pelajaran sudah dimiliki, mereka akan lebih senang dan lebih mudah dalam menerima materi maupun ujian.

Kembali kepermasalahan Timnas. Motivasi, ingat itu. Apa hubungannya permainan menurun pada menit-menit akhir? Ketika pemain Timnas itu lebih sering dilatih, termasuk latihan fisik dan stamina, maka ia akan lebih terfokus dalam mempertahankan stamina daripada bermain dengan semangat lebih membara. Tapi bayangkan ketika mereka, para pemain lebih memiliki mental, lebih berani dalam bermain, maka mereka akan lebih memahami untuk mempertahankan stamina mereka agar dapat selalu bermain baik sepanjang permainan.

Ingat ! Indonesia kini sedang membangun sejarah baru, untuk menuju kebangkitan dari sejarah lama. Ingat itu. Jadikan moment ini, kualifikasi pra-Piala Dunia Brazil 2014 sebagai ajang menunjukkan kepada Dunia, bahwa Indonesia ada. Bahwa persepakbolaan Indonesia peru diakui oleh Dunia.


‘Kita bukan sedang meneruskan sejarah masa lalu, tapi sedang dalam membangun sejarah baru..’

Fin

Timnas Salah Strategi dalam Motivasi #Part1

original posted by tertindassemut, not copy paste
Indonesia, salah satu negara yang cukup aktif dalam mengembangkan bidang olah raga. Bulu Tangkis yang cukup terkenal di belantara dunia, tapi bisa dibilang labil. Bayangkan saja, pada awal turnamen begitu garang, tapi pada akhir turnamen, terlalu sering melakukan kesalahan dalam pencapaian akhir. Apakah faktor kelelahan sepanjang permainan? Tidak.

Tak hanya Bulu Tangkis, berbagai bidang olah raga yang lain pun bisa dibilang demikian. Tak terkecuali Sepak Bola, yangkini sedang ramai dibicarakan. Berbagai kalangan yang kurang tertarik akan olah raga ini, menjadi senang dalam menonton laga Christian Gonzales dkk dalam perhelatan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia.

Menimbang dari itu, berbagai kalangan kini meyakini Indonesia dapat menembus kualifikasi pra-Piala Dunia Brazil 2014. Tapi bagi saya, tak semudah itu.

Timnas Indonesia mulai bangkit dan mulai dipercaya oleh para masyarakat Indonesia setelah pasukan Firman Utina melakoni AFF Cup pada akhir 2010 lalu. Dibawah kepelatihan Alfred Riedl, Indonesia mulai membangun mental dan taktik yang cukup matang. Banyak gol menghujani lawan. Para supporter begitu antusias dalam bangkitnya pasukan garuda merah putih bangsa ini.

Pada awal hingga semi-final, Indonesia sanat difavoritkan menjadi juara. Menimbang dari banyak nya skor dan serangkaian gol-gol indah hasil kerja sama cantik para pemain, serta pembangunan mental para pemain. Tapi sayang, pada final yang berujung kekalahan di laga pertama dan tak terkejar pada laga kedua, membuat Indonesia harus puas menjadi runner-up.

Apakah itu karena faktor kelelahan yang cukup dijadikan alasan dari pembahasan media pada saat itu? Atau karna masalah penyalahgunaan uang ‘suap’ yang terjadi pada skandal federasi sepak bola kita? Atau bahkan mungkin bisa saja itu hanya masalah mental?

Indonesia memiliki darah keturunan Portugis yang cukup kental. Gen yang juga cukup kental itu mendarah daging pada para pemain Timnas Indonesia pula. Darah Portugis diyakini memiliki mental yang keras pada awal, dan akan menurun diakhirnya. Tak hanya itu, Portugis juga diyakini mempunyai watak kesomobongan yang lebih. Lalu apa hubungannya dengan Timnas?

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Indonesia cukup garang pada awal, dan menurun pada akhirnya.

Tahukah Anda? Dari serangkaian latihan keras Timnas yang dijalani selama ini, pasti ada beberapa sodoran motivasi dari pelatih. Dari itu bisa dilihat bagaimana mental para pemain bisa berkembang. Tapi, lihat saja. Para Timnas diberi motivasi dengan berbagai serangkaian sejarah yang cukup manis dibelakang. Maksudnya?

Indonesia pernah masuk kelas Piala Dunia. Indonesia pernah menjuarai bidang ini itu, gelar ini itu, medali ini itu. Dan serangkaian lainnya.

Tahukah Anda? Andre Villas-Boas, pelatih muda asal Portugal yang pernah menjuarai Piala Eropa atas strateginya dan tercatat sebagai pelatih paling muda sepanjang sejarah yang pernah menaklukkan kompetisi kelas Eropa. Padahal, kala itu merupakan tahun pertama Villas-Boas menangani  sebuah klub sebagai Manager. Tak hanya itu, dimusim pertama nya sebagai pelatih itu, Villas-Boas juga meraih gelar Liga serta Piala Lokal.

Andre Villas-Boas digaet klub asal London, Chelsea setelah diyakini meraih banyak gelar dimusim pertama sebagai manager, tak hanya itu tapi juga manager yang masih berusia sangat belia.

Villas-Boas mengawali melatih Chelsea dengan beberapa rules yang cukup ketat. Salah satunya yang membuat saya terkagum adalah mengenai pencopotan foto dan serangkaian gelar masa kejayaan yang telah lalu di sepanjang tempat latihan. Mengapa? Disebutkan alasan bahwa manusia asal Portugal itu tak ingin para pemainnya terbuai dalam kejayaan masa lalu. Tak ingin hanya bermimpi pada kejayaan masa lalu. Yang terpenting adalah proses bagaimana melakoninya, bukan bagaimana meraihnya. Satu kata yang cukup membuat saya terkagum, “We don’t live in History, We Create it !”

Kembali ke permasalahan Timnas. Timnas diyakini terlalu banyak sodoran motivasi mengenai kejayaan musim lalu. Sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukan Villas-Boas demi kebaikan tim dan pemainnya. Timnas bisa dibilang mudah terbuai dengan masa yang lalu, daripada melakoni hal-hal lebih baru dan lebih segar untuk kebaikan kedepan. Ingat ! Mereka (Timnas) bermain bukan dalam suatu sejarah masa lalu, tapi mereka sedang membuat sejarah baru.

Berbicara mengenai masa lalu dansejarah baru, ada seorang pemain bernama Romelu Lukaku. Saya sempat post blog pada beberapa saat yang lalu. Di berbagai media, berbagai pihak, berbagai pemikiran sering dikaitkan dengan Didier Drogba. Lihat saja, wajah mereka sangat mirip. Mulai dari rambut, postur badan, bahkan wajah dan kulit. Posisi bermain sebagi striker pun juga dijadikan alasan berbagai kalangan. Tak hanya itu, cara bermain juga cukup mirip. Sehingga Romelu Lukaku disebut sebagai ‘the New Drogba.’

  
foto: (kiri) Romelu Lukaku, (kanan) Didier Drogba

Mendengar demikian banyak yang mengatakan ‘the New Drogba’, Lukaku serentak membantahya. ‘Drogba dan Aku hanya mirip. Tapi Aku bukanlah Didier Drogba. Aku adalah Aku, bukan Drogba. Aku kan menjadi apa yang lebih baik dari-nya, bukan menjadi seperti-nya.’

Bisa dipahami? Lukaku mengatakan tak ingin terbuai dan disamakan dengan Drogba yang jauh lebih tua dan lebih berpengalaman serta lebih pernah merasakan kejayaan daripada Lukaku yang masih belia dan belum banyak merasakan kejayaan. Tapi, Lukaku memiliki cara sendiri tuk lebih baik, dan menunjukkan ‘ini Aku, bukan orang lain/bukan seperti orang lain’

Kita kembali lagi pada Timnas. Apakah para motivator tak sadar mengenai hal diatas? Apakah para pemain terlalu terbuai dengan berbagai contoh kejayaan pada masa lalu? Apakah para motivator terlalu lebay dalam memberikan motivasi? Apakah semua bisa berubah?


‘Sejarah Kejayaan yang telah berlalu bukanlah tolak ukur sebagai dasar penambah motivasi kepada orang. Mereka berhak menjadi yang lebih baik dan tak terbuai pada sejarah..’

.............to be continue, stay tune on tertindassemut

Politisi Sekarang? Penakut!

Berbagai kesempatan besar untuk menaruh jabatan setingginya. Berbagai Cara untuk meraihnya pun juga cukup besar dalam menarik hati para rakyatnya. Tapi, sadarkah mereka apa yang ada dalam diri mereka itu? Beranikah mereka menjalankan amanah rakyat?

Indonesia kini cukup dikenal sebagai negara yang banyak dipenuhi serangkaian koruptor. Kebanyakan dari mereka terindikasi dan terbukti dari para politikus negeri. Para pejabat negara yang dipercaya rakyat, para pejabat yang dahulu mengumbar janji dengan misi mensejahterakan rakyat, ternyata malah menindas para pemercayanya.

Kesempatan besar, suatu kenikmatan besar. Hanya tinggal duduk, dibayar mahal. Sungguh kenikmatan. Menghadiri rapat, duduk manis, sambil menandarkan diri pada kursi yang sangat nyaman, dibayar pula. Sungguh nikmat. Bahkan hanya tidur saja dalam suatu rapat, dibayar juga. Wah, siapa tak mau seperti mereka. Mungkin hanya manusia Parokial dan manusia Subyek saja yang tak tertarik pada bidang tersebut.

Berbicara politik, berbicara kepercayaan rakyat. Berbagai janji disebar kepada rakyat. Tak terkecuali janji agar negeri tak melarat. Akhirnya malah menjadi negeri penuh karat.

Bagaimana mereka mempercayakan diri kepada rakyat? Salah satunya dengan menunjukkan diri bahwa dia merupakan keturunan dari semanusia yang cukup terkenal. Dengan label keluarga besar, dan juga dengan label nama tenar. Apakah itu baik?

Tak hanya satu dua, kini banyak. Berbagai manusia tertarik menguasai negeri dengan label keluarga. ‘Saya anak dari mantan presiden’ atau ‘Saya artis’ atau ‘Saya orang paling kaya, dari warisan orang tua’ atau ‘Saya orang paling alay.’

Berbagai kampanye disebutkan agar menarik hati rakyat. Dan ternyata, terlalu banyak pula rakyat yang mudah dikelabuhi dengan para politikus ‘penakut’ tersebut. Mengapa dibilang penakut? Karena mereka tak mau menunjukkan dirinya sendiri. Mereka hanya mau menunjukkan dari bidang label keluarga atau ketenaran. Mereka tak membangun sendiri diri mereka, tapi meneruskan perjuangan. Bagaimana bisa berkembang jika hanya meneruskan? Negeri ini butuh pembaharuan, bukan penerusan jabatan keluarga, atau dibangun oleh orang terkenal karena ketenaran yang tidak-tidak.

Mereka mempromosikan diri dengan berbagai kegiatan, amal, berbagai hal yang dapat menunjang namanya agar terpilih dalam pemilihan umum. Mereka pasti, pasti, dan pasti menambah label nama mereka. Semisal seperti ini, ‘Selamat Idul Fitri, keluarga besar bla bla bla’ atau ‘Turut berduka cita, dari keluarga bla bla bla’ atau ‘Semoga lekas sembuh, ketua umum bla bla bla’ dan sebagainya.

Pernah mendengar kisah Umar Bin Khattab, salah seorang manusia kekar, kuat, yang pernah menjadi khalifah Islam, pernahkah mendengar?

Sedikit cerita dari kisah Umar bin Khattab. Beliau pernah berjalan malah bersama sahabatnya mengarungi luar daerah mereka. Bukan berarti daerah terlarang, tapi daerah dimana mereka berdua jarang berkomunikasi dengan daerah tersebut.

Kala itu, ia mendengar tangis anak dari salah satu rumah. Dan ia mencoba menanyakan dan mencari tahu apa yang terjadi kepada penghuni rumah. Ternyata seorang ibu yang merebus batu ketika kedua anaknya sedang kelaparan. Membuat Umar terheran. Mengapa merebus batu?

Usut demi usut, ternyata sang Ibu merebut batu agar sang anak mengira bahwa Ibu sedang membuat makanan kepada mereka yang sedang sangat kelaparan. Sungguh menghawatirkan, benar benar sangat perlu dikasihani. Sang Umar bertanya-tanya, dan satu kalimat yang membuat hatinya tertusuk, ketika itu sang Ibu berkata ‘Khalifah Umar takkan pernah tahu apa yang terjadi pada rakyatnya yang seperti ini.’

Umar begitu sakit hatinya. Seorang berbadan kekar, berwatak keras, bisa tertusuk hatinya karena perkataan tersebut. Seketika itu Umarmeminta izin untuk pergi sebentar, sahabat dari Umar masih di rumah tersebut. Umar ternyata menuju gudang gandum dan sayuran. Mengambil beberapa yang dibutuhkan untuk keluarga miskin tersebut.

Sesampainya kembali ke rumah tadi, Umar meminta sang Ibu untuk mencoba menenagkan kedua anaknya selagi dia memasak. Kedua anak tersebut tertidur, dan ketika masakan telah jadi, Umar meminta sang Ibu membangunkan anak-anak nya. Dan keluarga miskin tersebut dapat makan, tak sekedar merebus batu.

Tahukan Anda? Apa yang dilakukan Umar selanjutnya? Khalifah Umar berseta sahabatnya tersebut meminta izin untuk meninggalkan rumah tersebut. Dan san Ibu pun bertanya, ‘Siapa namamu, wahai dermawan. Sungguh mulia dirimu.’ Tukas sang Ibu kepada Umar. Khalifah Umar menjawab, ‘Saya hanyalah Hama Allah.’ Sang Ibu pun berkata, ‘Semoga Khalifah Umar mengetahui hal seperti ini.’ Dan Umar pun berkata, ‘Khalifah Umar selalu ada untuk rakyatnya. Dia akan selalu ada.’

Sungguh mulia. Seorang Umar bin Khatab tak ingin menyebutkan namanya. Ia tulus ikhlas, bukan karna jabatan dia, bukan karena untuk meninggikan pamornya, tapi dengan keikhlasan. Dan setelah selang lama kemudian, sang Ibu tersebut baru tahu bahwa orang yang memberinya makan pada saat itu adalah Khalifah Umar.

Adakah Pemimpin, pejabat negara sekarang yang berjiwa bagaikan Umar bin Khattab yang telah disebutkan diatas?

‘Jangan jadikan pamor keluarga dan nama tenar sebagai pemercaya hati raktat, tapi buktikanlah bahwa anda dapat menjadi orang yang dipercaya oleh rakyat..’

Selamat Hari Raya Idul Fitri

original posted by tertindassemut, not copy paste

 

Selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakannya maupun yang belum beruntung bisa merayakannya.

Menimbang dari hal demikian, setiap manusia yang merayakannya pasti sangat terikat dengan pembahasan mengenai saling bermaafan dan saling berjabat tangan dalam meminta maaf. Pasalnya, semua orang berangapan bahwa hari yang tepat ini sangat pas dalam saling bermaafan antar sesama.

Menimbang dari hal demikian, di Indonesia sangat banyak yang menjadikannya salah dalam pengartian hari raya ini. Sebagian besar orang melakukan mudik, atau lebih murah dikenal dengan artian orang-orang akan kembali ke kampung halamannya tuk melakukan sungkem kepada yang lebih tua, yang lebih senior, atau semacamnya. Tak hanya itu, berbagai daerah juga cukup akrab dengan hidangan ketupat dan serangkaian keakrabannya seperti opor ayam dan sebagainya.

Hal diatas sangat diyakini penuh dengan berbagai hal yang cukup tradisional, kental dengajn budaya. Mungkin malah snagat jauh dari apa yang diharapkan oleh Rasulullah Saw. pada saat itu, mengenai Hari Raya Idul Fitri.

Para manusia beranggapan itu merupakan wajib, padahal tak ada dalil yang jelas mengenai hal tersebut (mudik, hidangan ketupat, dll), baik dari Al-Qur'an maupun Hadits Shahih.

Kemudian, mereka juga terlalu banyak berkunjung ke sanak saudara, ke para tetangga, bahkan ke pemakaman yang dianggap leluhur yang sangat mistis, dan lain lain hanya untuk saling bertemu, berjabat tangan, saling memaafkan. Tapi, apakah mereka sadar dan selalu ingat, atau mereka lupa, atau bahkan mereka melupakannya? Melupakan untuk lebih mengutamakan hal yang paling utama daripada semua yang telah disebutkan diatas.

Mereka melupakan Allah. Banyak dari mereka terlalu lebay berdandan, berkunjung, bersalam-salam an, saling bermaafan kepada sesama. Tapi mereka melupakan tuk meminta maaf kepada Allah Swt. Mereka melupakannya dengan sengaja atau tak sengaja. Mereka lalai, mereka benar-benar dalam kerusakan.

Tak hanya itu. Berbagai keadaan dalam Negeri ini juga cukup terkoyahkan mengenai pembahasan penetapan hari raya idul fitri. Ini bukan yang pertama kali nya, ini sudah yang kesekian kali. Satu sumber yang cukup mengoyakan hati dan pemikiran, mengenai Penetapan 1 Syawal Indonesia yang Ditertawakan Negara-Negara Islam dan ungkapan yang cukup keras bahwa Pemerintah Telah Melecehkan Syariat Islam mengenai Penetapan Lebaran, sudah cukup jelas dan cukup untuk dimengerti. Pemerintah mulai salah dalam mengambil keputusan.

Minimal 2 derajat? Apa asalan dan bukti kuat yang bisa ditunjukkan bahwa Negara ini ditetapkan ketika hilal bulan ahrus dalam posisi diatas 2 derajat? Apa yang melandasi? Tekhnologi? Rasulullah tak pernah sama sekali menetapkan harus berapa ukuran dalam hilal. Rasulullah telah menjelaskan dengan jelas dan singkat, bahwa ketika hilal sudah terlihat, maka sudah pasti dalam perayaannya. Bukan dengan syarat lagi, syarat harus 2 derajat.

Yang lebih terpojokkan lagi adalah gerakan Islam, Muhammadiyah yang dianggap sangat salah. Sebelumnya, Muhammadiyah juga sudah menerangkan, bahkan mempublikasikan mengenai alasan mereka mengenai Penjelasan dari Majelis Tarjih dan Tajdid Soal Penetapan Hari Raya kemarin. Tapi, kini ternyata pemerintah telah terhipnotis dengan rangkaian manusia nakal yang lebih menguatkan Hukum Manusia daripada Hukum Allah, Hukum Penguasa yang lebih tinggi.


'Jangan Jadikan Hukum Manusia Dijadikan Pedoman Utama, Karna Hukum Allah Lebih Kuat dan Lebih Pasti..'

my playlist